Penemuan Bintang Terjauh yaitu Earendel

Pertanyaan yang sering muncul yaitu berapa jauh bintang yang dapat dilihat oleh suatu teleskop. Meskipun dapat dijawab, namun jawaban tersebut bukan jawaban secara langsung. Semakin besar diameter lensa atau cermin teleskop, maka semakin banyak foton atau partikel cahaya yang dapat ditangkap. Hasilnya yaitu obyek langit (bintang) terlihat lebih terang. Bintang yang letaknya jauh memiliki intensitas cahaya yang redup. Maka, teleskop diamater dapat membantu kita untuk mengamatinya.

Nah, selain diameter teleskop, ada metode lain untuk melihat obyek langit di kejauhan. Metode tersebut yaitu Lensa Gravitasi. Dengan mengandalkan kelengkungan ruang, maka cahaya dari kejauhan di belakang suatu obyek masif dapat dilihat oleh teleskop. Maka, perburuan bintang terjauh semakin menarik untuk diteliti.

Teleskop luar angkasa Hubble berhasil mengamati bintang yang terjauh yaitu Earendel. Bintang tersebut mempunyai nama resmi WHL0137-LS di rasi bintang Cetus.  Earendel teramati pada 30 Maret 2022 menggunakan metode Lensa Gravitasi. Cahaya dari Earendel membelok akibat adanya klaster galaksi WHL0137 yang berada di antara Earendel dan Bumi.

Semakin jauh suatu bintang, maka semakin lama cahaya bintang tersebut sudah mengembara dan sampai ke teleskop. Tujuan mencari bintang terjauh mengarah pada pencarian bintang tertua di alam semesta ini. Earendel memancarkan cahayanya 900 juta tahun atau 0,9 miliar tahun setelah Ledakan Besar atau Big Bang. Big Bang terjadi sekitar 13,77 miliar tahun yang lalu. Ini berarti cahaya dari Earendel berusia 12,9 miliar tahun. Akibat adanya pengembangan alam semesta, maka Earendel telah berada pada jarak 28 miliar tahun cahaya.

Earendel diperkirakan memiliki massa 50-100 kali lipat massa Matahari. Cukup bongsor ya. Temperatur permukaan efektifnya yaitu sekitar 20.000 K.

 

sumber: Wikipedia