Komet C/2025 R2 (SWAN): ‘Bintang Berekor’ dari Awan Oort Teramati di Langit Observatorium UAD

Yogyakarta – Tim Pengamat dari Pusat Studi Astronomi Universitas Ahmad Dahlan (PASTRON UAD) berhasil mengabadikan momen langka penampakan komet C/2025 R2 (SWAN) pada Jumat (26/9/2025). Pengamatan ini dilakukan di Observatorium Kampus IV UAD dan berhasil mengabadikan komet tersebut pada pukul 18.24 WIB. Penampakan ini menarik perhatian karena komet ini diperkirakan akan menjadi salah satu objek langit yang cukup terang untuk diamati lewat teleskop dalam beberapa bulan ke depan.

Visualisasi Komet C/2025 R2 (SWAN) dari software Stellarium

 

Pengamatan dilakukan oleh tim yang terdiri dari Muhammad Maulidan, Cinta Putri Jayanti, dan Ekkawat Sriruenroeng. Mereka menggunakan instrumen canggih, yakni teleskop William Optics berdiameter 71 mm yang dipadukan dengan kamera DSLR Canon EOS80D. Kombinasi peralatan ini memungkinkan tim untuk menangkap gambar komet dengan detail yang cukup baik, menunjukkan inti komet yang dikelilingi oleh koma dan sedikit ekor. Tercatat bahwa komet ini memiliki kecerahan atau magnitudo visual sebesar +7, menjadikannya cukup terang untuk diamati dengan teleskop kecil.

Citra Komet C/2025 R2 (SWAN) dari Te;eskop William Optics Milik Observatorium UAD

Komet C/2025 R2 (SWAN) merupakan komet yang berasal dari Awan Oort, sebuah wilayah raksasa di tepi luar tata surya yang menjadi ‘gudang’ komet jangka panjang. Nama komet ini, SWAN, diambil dari instrumen Solar Wind Anisotropies yang terpasang pada satelit SOHO milik NASA, yang pertama kali mendeteksinya. Komet ini memiliki periode orbit yang sangat panjang, diperkirakan mencapai puluhan ribu tahun, sehingga kehadirannya di dekat Bumi merupakan peristiwa yang sangat langka dan istimewa.

Para pengamat langit dapat menyaksikan komet ini pada waktu-waktu tertentu. Berdasarkan perhitungan astronomi, komet C/2025 R2 (SWAN) dapat diamati sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam. Posisi terbaik untuk mengamatinya berada di langit timur saat fajar atau di langit barat saat senja. Puncak kecerahan komet ini diprediksi akan terjadi pada awal Oktober 2025, di mana ia akan mencapai magnitudo visual hingga +7 dan berpotensi terlihat dengan mata telanjang di lokasi yang gelap dan bebas polusi cahaya.

Tim pengamat Observatorium UAD berharap pengamatan ini dapat menginspirasi masyarakat, terutama para mahasiswa, untuk lebih mendalami ilmu astronomi dan fenomena alam semesta. Mereka juga berencana untuk terus memantau pergerakan komet C/2025 R2 (SWAN) dan membagikan informasi terkini kepada publik. Keberhasilan pengamatan ini juga menunjukkan kemajuan dalam bidang astronomi amatir di Indonesia dan menjadi motivasi bagi komunitas ilmiah lokal untuk terus berkembang. (Mld/Cpj)