Fenomena Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Yogyakarta, Tim Observatorium UAD Lakukan Pengamatan
Yogyakarta kembali mengalami fenomena hari tanpa bayangan pada Senin, 13 Oktober 2025. Fenomena ini diamati langsung oleh tim Observatorium Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Gedung Utama Kampus IV UAD, sebagai bagian dari kegiatan edukasi dan dokumentasi fenomena astronomi yang terjadi secara berkala di Indonesia.
Pengamatan dilakukan dengan cara memotret dan merekam proyeksi cahaya Matahari yang masuk melalui lubang zenith di puncak gedung dan jatuh hingga ke lantai satu. Proyeksi cahaya tersebut menyoroti logo Universitas Ahmad Dahlan yang berada di lantai bawah, memperlihatkan perubahan posisi bayangan setiap menitnya menjelang tengah hari.
Puncak fenomena tercatat terjadi pada pukul 11.24 WIB, ketika Matahari tepat berada di titik zenith, atau posisi paling tinggi di langit. Pada saat tersebut, bayangan benda yang berdiri tegak menghilang sepenuhnya karena arah datang cahaya Matahari sejajar dengan gaya gravitasi bumi di lokasi pengamatan. Fenomena ini menjadi momen yang unik dan langka untuk diamati secara langsung.
Menurut penjelasan tim Pusat Studi Astronomi (PASTRON) UAD, hari tanpa bayangan terjadi dua kali dalam setahun di setiap daerah di Indonesia yang berada di antara garis Khatulistiwa dan garis balik. Di Yogyakarta, peristiwa ini umumnya terjadi sekitar bulan Maret–April dan kembali pada Oktober, tergantung posisi deklinasi Matahari terhadap lintang pengamat.
Kegiatan pengamatan hari tanpa bayangan ini tidak hanya menjadi ajang dokumentasi ilmiah, tetapi juga sarana edukasi publik untuk mengenalkan fenomena astronomi kepada masyarakat luas. Tim Observatorium UAD berharap kegiatan semacam ini dapat meningkatkan ketertarikan generasi muda terhadap ilmu astronomi dan pemahaman tentang dinamika Bumi dalam tata surya.